Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas 17 Agustus 1945 (Fisip Untag) Surabaya menggelar Kuliah Tamu GPT-4 dan Revolusi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence). Bertempat di Gedung Pusat YPTA dan Rektorat lantai enam yang dihadiri oleh dosen dan diikuti oleh mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi, (21/3).
Sebelum acara dimulai, Master Of Ceremony memandu peserta untuk berdiri menyanyikan lagu Indonesia Raya dan dilanjutkan gema Hymne Untag Surabaya.
Ketua Laboratorium Ilmu Komunikasi - Muchamad Rizqi, S.I.Kom., M.Med.Kom. yang mewakili Kepala Program Studi Ilmu Komunikasi berharap pada kegiatan ini, mampu memberikan pandangan baru dan lebih bijak dalam memanfaatkan teknologi. “Tujuan kuliah Tamu GPT-4 dan Revolusi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) dilaksanakan adalah sebagai bentuk kegiatan pembelajaran yang terintegrasi. Melalui kegiatan ini kami juga berharap mahasiswa dapat pandangan baru bagaimana pemanfaatan teknologi Artificial Intelligence (AI) karena sudah sangat dekat dengan kita jangan sampai AI ini mendominasi dari manusia”, tutur Ketua Lab Ilkom Untag Surabaya.
Adapun yang menarik dari acara ini yaitu, mempersembahkan penampilan musik oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi, mampu menjadikan suasana kuliah tamu lebih menyenangkan.
Kuliah tamu kali ini menghadirkan Narasumber Founder Storial.co - Brilliant Yotenega. Dalam kesehariannya, dia memiliki kesibukan melakukan penelitian dan menulis buku. Salah satu buku yang baru rilis berjudul ‘How To Tame The Beast’.
Ega, sapaan akrabnya, melatih para peserta untuk memanfaatkan AI dengan tepat khususnya untuk keperluan karya tulis. Pada pemaparannya, Ega juga mengatakan secanggih-canggihnya mesin tidak akan bisa menggantikan posisi manusia. “Secanggih apa pun sistem yang dibuat oleh manusia seperti AI ini, tidak akan pernah bisa menggantikan posisi manusia,” paparnya.
Sementara itu, sesi tanya jawab terdapat lima penanya dari mahasiswa, ini menunjukkan antusiasme para mahasiswa tertarik dengan materi Artificial Intelligence. Ega juga mengajak mahasiswa untuk maju ke depan ikut praktek mengaplikasikan AI menggunakan komputer yang tersedia agar lebih cepat memahami.
Di akhir materi, Ega menyampaikan pesan pada peserta untuk tidak terlarut khawatir akan teknologi AI dapat menggantikan manusia. “Jangan takut AI menggantikan posisi manusia karena AI tidak memiliki rasa. Hal ini menjadi kelemahan dan menjadi pernyataan bahwa manusia tidak akan pernah tergantikan kedudukannya,” tukasnya.
Ega juga berharap seluruh peserta untuk tetap berani mencoba dan mengaplikasikan AI. “Menggunakan AI ini jangan ditolak tapi dijinakkan, belajarlah dari film ‘How To Train Your Dragon’ yang bisa menjinakkan binatang sekalipun. Sama halnya AI bisa dijinakkan dengan terus diajak ngobrol, diaplikasikan maka akan semakin cerdas, ” ujar pria kelahiran Surabaya ini. (mo/rz)