logo-untag-surabaya

Developed By Direktorat Sistem Informasi YPTA 1945 Surabaya

logo-untag-surabaya
logo-untag-surabaya

Detail Berita

Adopsi Budaya Tepat Waktu Negeri Sakura, Mahasiswa Sastra Jepang Raih Wisudawan Terbaik

Sejak resmi berdiri 37 tahun silam, Program Studi (Prodi) Sastra Jepang Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya tidak henti meluluskan generasi unggul dan berdaya saing. Pada periode wisuda ke-126, Mahasiswa Prodi Sastra Jepang - Muhammad Fattahul 'Alim terpilih menjadi Wisudawan Dengan IPK Terbaik Dari Fakultas Ilmu Budaya.

Akrab disapa Alim, pemuda ini berhasil meraih predikat Excellent/Sangat Memuaskan dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,81. “Awalnya tidak menyangka bisa meraih predikat ini, yang jelas sangat bersyukur sekali bisa meraih prestasi ini,” ungkapnya.

Kecintaan Alim pada Bahasa Jepang memacu semangatnya untuk melanjutkan studi di Prodi Sastra Jepang Untag Surabaya pada 2018 silam. “Waktu sekolah dulu, kakak saya suka sekali beli buku komik conan, sampai akhirnya menular ke saya. Dari situ mulai tertarik dengan anime dan Bahasa Jepang hingga ketika lulus SMA, saya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan Sastra Jepang di Untag Surabaya,” terang anak ketiga dari tiga bersaudara ini.

Semasa pendidikannya, Alim tidak hanya aktif di bidang akademik saja tetapi juga dalam bidang non akademik. “Saya sempat menjadi DPM dan mengikuti beberapa kegiatan selama berkuliah, mulai dari PKM hingga aktif dalam kegiatan Bunkasai yang merupakan agenda rutin Prodi Sastra Jepang setiap tahunnya,” ungkap alumni SMAN 1 Taman, Sidoarjo.

Menurutnya dengan aktif berorganisasi banyak manfaat yang bisa didapat, salah satunya melatih kemampuan soft-skill. “Dengan aktif berorganisasi, saya mendapat banyak hal salah satunya mengasah keterampilan dalam public speaking, kreativitas, kemampuan mengambil keputusan, hingga tanggung jawab,” ujarnya.

Alim menambahkan, dalam mempelajari bahasa asing tidak bisa disamakan belajar di Perguruan Tinggi dengan tempat kursus. “Walaupun sama-sama mempelajari bahasa, tetapi dengan belajar di Perguruan Tinggi kami diberikan wadah untuk mengembangkan kompetensi secara komprehensif, mulai dari hard-skill hingga soft-skill. Jadi tidak hanya sekedar bisa menggunakan atau tahu arti bahasa tersebut saja,” pungkas pemuda asli Sidoarjo ini.

Aktif berinteraksi dengan orang Jepang merupakan kesempatan baginya untuk menambah wawasan baru. Menurut Alim, sebagai negara high culture banyak kebiasaan baik dari Jepang yang bisa kita adopsi dalam kehidupan sehari-hari. “Adanya sinergi yang baik dari Prodi dengan Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya memberikan saya banyak kesempatan untuk berinteraksi dengan orang Jepang Asli. Dari sana, saya mendapatkan banyak pengetahuan baru seperti etos kerja dan kebiasaan baik seperti tertib hingga tepat waktu,” tutur Alim.

Kekagumannya pada budaya jepang, menularkan semangat yang positif pada dirinya hingga mengantarkan Alim menjadi Liaison Officer (LO) pada saat pemilu jepang. “Pada saat pesta pemilu di Jepang pada tahun 2021 lalu, saya terpilih menjadi LO di Konsulat Jepang mendampingi warga negara jepang yang ada di Surabaya. Menariknya kesempatan tersebut saya dapatkan karena budaya tepat waktu yang sampai sekarang saya selalu terapkan di kehidupan sehari-hari,” kenangnya.

Dengan pengalaman dan kompetensi yang dicapai selama menempuh studi, Alim berharap bisa melanjutkan pendidikan dan meraih impian menjadi dosen. “Cita-cita yang ingin saya raih adalah menjadi dosen, untuk itu harapannya setelah lulus nanti bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi,” tandas mahasiswa yang diwisuda pada 25 Februari ini. (am/rz)



PDF WORD PPT TXT